Minggu, 19 September 2010

PEMIMPIN YANG PEKA & MEMIMPIN (1 Samuel 3 1 10)

Di mana pun org mengharapkan pemimpinnya adalah pemimpin yg hebat dan baik. Pemimpin yang hebat dan baik bukan berarti pemimpin yg tdk pernah salah. Sebab siapakah yg tdk pernah salah. Manusia dengan segalah kelenihan dan keterbatasannya, dpt saja berbuat salah.
Bacaan kita hari ini berbicara tentang panggilan Tuhan kepd Samuel untuk menjadi Pemimpin. Samuel adalah anak dari Elkana dan Hana yg kandungannya telah ditutup oleh Tuhan. Ttp Hanna berdoa sambil bernazar dlm 1 Sam 1:11,  Hana berkata: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-2 Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini & mengingat kepdku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, ttp memberikan kepd hamba-Mu ini seorg anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tdk akan menyentuh kepalanya." Itulah doa Hana. Setelah Samuel Lahir, maka sesuai dgn Nazar Hana, maka Samuel diserahkan kepd Allah. Tugas Samuel adalah menjaga tabut Allah dan memelihara Pelita Allah, yaitu mengisi minyak  tiap-2 sore, spy menyala sepanjang malam.
Ada beberapa hal yang menarik untuk disimak, ketika Samuel dipersiapkn utk menjd pemimpin:
1. Samuel mngalami kegagalan. Samuel ketika akan mnjadi pmimpin, ia mngalami kegagalan. Tiga kali Samuel gagal mendengar panggilan Tuhan. Tuhan memanggil Samuel, ttp Samuel mengira bhw yg didengarnya itu suara Eli yg memanggil dia. Samuel kurang peka mendengar suara Tuhan. Di sinilah kegagalannya. Tidak jarang orang gagal karena tidak peka. Setiap orang harus peka. Demikian juga pemimpin harus pekah.
2. Samuel mau bertanya. Samuel yg gagalan krn kurang peka mendengar suara Tuhan mau bertanya yg dia tdk tahu. Yg susah kalau tdk tahu tdk mau bertanya. Malu atau gengsi. Tiga kali Tuhan memanggil memanggil Samuel, Ttp tiga kali dia gagal mendengar suara Tuhan. Tiga kali Samuel pergi kepd Eli bertanya. Pribahasa bunyinya: Malu bertanya sesat di jalan. Samuel tidak malu dan tidak putus asa dengan kegagalannya. Dia terus datang bertanya yang dia tidak tahu.
3. Mau mendengar. Eli mengatakan itu suara Tuhan krn itu Samuel harus jawab. Ketika utk yg ke-4 kalinya Tuhan memanggil Samuel, akhirnya Samuel menjawabnya sesuai dgn nasehat Eli  "Brbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar. Mau mendengar org lain itu penting. Samuel mau mendengar suara Eli dan Tuhan.    
4. Memperbaiki dan mengubah kegagalan. Samuel mengalami kegagalan demi kegagalan. Ttp Samuel berusaha mau memperbaikinya. Krn itu ia mau bertanya kemudian Eli mmimpinnya, Samuel pun melaksanakn nasehat Eli. Mantan Peresiden AS, George Washington berkata: Berbuat salah adalah wajar – memperbaiki kesalahan adalah sebuah kemuliaan. Hal yang sama dikatakan oleh Richar R. Grant: “Org yg Bijaksana bukanlah org yg paling sedikit mengalami kegagalan, ttp org yg berhasil mngubah kagagalan tsb mnjd kberhasilan.” Samuel mau memperbaiki kegagalan dan berhasi mengubah kegagalan menjadi keberhasilan.
Pemimpin yg mendengar dan memimpin Tiga kali Samuel datang bertanya kepada Eli, tiga kali dia dengar.  Eli tdk saja mendengar, ttp Eli juga memimpin. Eli pemimpin yg memimpin.
Prof. Ph.D. Kreider dan Mhs. Doktoral Goossen dalam buku When Good People Quarrel atau Ketika Orang Beriman Bertengkar, dlm buku tersebut mrk berkata: ”Ke mana saja kisah-kisah disampaikan, hrs didengar dgn saksama. Seorg pendengar yg tekun & terbuka mmbantu penyembuhan; seorang pendengar yang cepat menghakimi atau menasihati brarti mnutup pnyembuhan.”
Eli mendengan dan memimpin Samuel.

Menjadi pemimpin, seharusnya peka, mau bertanya, mau mendengar, mau memperbaiki dan mengubah kegagalan, mendengar dan memimpin yg dipimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar