Kamis, 23 September 2010

TUHAN MEMILIH

1 Samuel 10 17 24.
Oleh: J.K.Iroth
Minggu, 26 Septenber 2010
                                                                                                                                     
Pemimpin adalah orang yang memimpin. Pemimpin dapat memimpin dirinya sendiri, atau memimpin sekelompok orang atau organisasi yaitu kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan (Gibson, Ivancevich dan Donnelly). Pemimpin organisasi dapat dipilih oleh atasan yang mempunyai hak prerogatif atau dipilih oleh orang-orang yang akan dipimpinnya. Pemilihan baik yang dipilih oleh atasan, maupun pemilihan oleh orang yang akan dipimpin, tidak jarang terjadi situasi yang tidak baik. Sebab mereka yang akan dipimpin mungkin tidak punya kata sepakat tetntang orang yang dipilih. Atau karena ada orang yang punya ambisi untuk menduduki posisi tertentu. Itulah sebabnya pada saat pemipilihan, segala sesuatu harus dipikirkan dan dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik. Semua yang terkait dengan pemilihan harus dipersiapkan dengan Sebaik-baiknya.
Siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin, sangat penting untuk digumuli. Berbagai kriteria seorang pemimpin biasanya menjadi pertimbangan. Kalau dapat seorang pemimpin yang ideal, yang sempurna. Tetapi untuk mendapatkan seorang pemimpin yang ideal atau sempurna, mustahil. Yang mungkin adalah mendekati atau paling tidak memiliki beberapa unsur dari kriteria seorang pemimpin yang ideal. Orang yang kriterianya mendekati ideal itulah yang seharusnya dipilih menjadi pemimpin.
Cara pemilihan ada macam-macam. Ada yang dilakukan dengan musyawarah; ada yang dilakukan dengan cara undian; ada yang dengan pemungutan suara: mulai dengan angkat tangan, tulis dikertas dll. Di era tehnologi yang sudah semakin canggih seperti sekarang ini, ada yang menggunakan computer untuk menghemat waktu & menjamin keakuratan hasil pemilihan.
Dalam kitab 1 Samuel 10:17-24, berbicara tentang pemilihan Saul sebagai raja Israel. Israel memilih raja, karena mereka menolak TUHAN, Allah mereka, yang telah menuntun mereka keluar dari Mesir; melepaskan mereka dari tangan segala kerajaan yang menindas mereka; menyelamatkan mereka dari segala malapetaka dan kesusahan mereka. Mereka tolak dengan berkata: Tidak, angkatlah seorang raja atas kami.
Model pemilihan waktu itu tidak dijelaskan. Tetapi dahulu orang Israel jika akan memilih, biasanya menggunakan cara diundi dengan menggunakan Urim dan Tumim (bnd. (Kel.28:30: Im 8:8). Dalam perikop, semua suku tampil kedepan. Yang terpilih suku Benyamin (ay.20). Selanjutnya seluruh kaum keluarga suku Benyamin, tampil ke depan untuk dipilih. Yang terpilih kaum keluarga Matri. Kaum keluarga Matri diminta tampil ke depan. Yang tepilih Saul bin Kish. Tetapi ketika Saul dicari, ternyata ia tidak diketemukan (ay.21). Karena, Saul tidak ditemukan, maka ditanyakan kepada Tuhan: "Apa orang itu juga datang ke mari?" TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang." Saul tidak kelihatan, bukan karena dia tidak ada. Saul tidak kelihatan, karena ia bersembunyi di antara barang-barang (ay.22).

Di sini hal yang menarik untuk disimak:
1. Biasanya jika orang memilih dari suku, maka yang dipilih suku yang paling tua, terkenal, terpandang dll. Tetapi di sini yang dipilih Tuhan, justru suku yang bungsu, yang kecil, kurang dikenal, yaitu suku Benyamin. Cara Tuhan memilih, berbeda dengan cara manusia memilih.
2. Biasanya orang yang memilih, yang dipilih orang yang menonjol atau suka nonjolkan diri dll. Tuhan memilih orang yang tersembunyi atau bersembunyi. Orang yang tidak menonjol atau suka menonjolkan diri.
3. Orang yang dipilih pun, adalah orang yang tidak kelihatan. Karena orang yang dipilih tidak ada, maka bertanya kepada Tuhan. Apakah orang yang dipilih ada? Jawab-Nya: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang."
Semua organisasi membutuhkan pemimpin. Itu berarti perlu memilih pemimpin. Tidak terkecuali seperti oranisasi gereja. Gereja dalam memilih pemimpin, perlu belajar dari cara Tuhan memilih raja Israel. Sebab mungkin saja yang cocok, tidak terlihat oleh mata kita. Mungkin yang cocok bukan dari suku yang lebih tua, suku yang besar atau orang yang menonjol. Mukin dia tersebunyi di antara suku-suku kecil. Atau di antara orang-orang yang tidak menonjol atau tidak suka menonjolkan diri.
Tidak mudah mencari pemimpin yang baik. Apalagi pemimpin yang dipilih, akan memimpin gereja yang adalah ”persekutuan orang-orang yang mencari Allah, diselamatkan dan dipersiapkan Allah untuk menjadi teman-teman sekerja-Nya, dalam mengerjakan misi Allah di muka bumi ini. (ekklesia: Kisah 19:32,39,40).” (Pdt DR. Yakub B. Susabda).  Gereja tersebut harus ikut memberi kontribusi dalam pengembangan dan pembangunan masyarakat, atau bahasa teologisnya menghadirkan damai sejahtra Allah (bnd. Yesaya 65:17-25). Gereja yang menjadi teman-teman sekerja Allah dalam mengerjakan misi-Nya untuk menghadirkan damai sejahtra Allah di bumi ini, perlu memilih pemimpin yang baik.
Diharapkan pemimpin yang dipilih, pemimpin yang tidak menonjolkan aspek kekuasaan daripada pelayan; memberikan contoh dan teladan dalam berprilaku. Sebagai pemimpin rohani, yang ditonjolkan adalah pelayanan, yaitu kesediaan sebagai gembala (Yohanes 21:15-19; I Petrus 5:1-11). Lebih menekankan karya dan pelayanan penggembalaan (Pdt. DR. Robert Borrong). Tidak bertindak seperti Allah atas yang dipimpinnya, karena mereka hanya boleh menjadi contoh untuk kawanan domba itu (I Petrus 5:3-f). Bahkan rasul-rasulpun tidak punya kuasa atas iman yang dipimpin, karena tugas mereka justru sebagai penolong dan pelayan (II Korintus 1:24). Hanya Kristus-lah Kepala gereja (Efesus 5:23; Kol. 1:18, dst). (Pdt. DR. Yakub Susabda).
Mengingat hal yang tersebut di atas, maka dalam memilih pememimpin gereja, perlu hikmat dari Tuhan. Perlu tuntunan Tuhan. Perlu bertanya kepada Tuhan. Sebab yang cocok untuk memimpin gereja, mungkin tidak terlihat oleh indra mata manusia. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar