Kamis, 23 September 2010

Organisasi dan Manajemen Gereja

 Oleh: J.K.Iroth

Organisasi Gereja
     Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan masyarakaat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan (Gibson, Ivancevich dan Donnelly). Organisasi Nirlaba pada prinsipnya adalah alat mencapai tujuan dari orang yang memilikinya. Organisasi Nirlaba pada hakekatnya adalah berupaya untuk ikut kontribusi dalam pengembangan dan pembangunan masyarakat (Brian Trump dan Allan Johnson).
      Baik Organisasi Bisnis maupun Organisasi Nirlaba ada, untuk mencapai tujuan dari orang yang ada di dalamnya. Tidak ada organisasi yang tanpa tujuan. Semua organisasi mempunyai tujuan. Demikian juga dengan gereja sebagai organisasi mempunyai tujuan. Susabda mengatakan, bahwa gereja adalah persekutuan orang-orang yang mencari Allah, diselamatkan dan dipersiapkan Allah untuk menjadi teman-teman sekerja-Nya dalam mengerjakan misi Allah di muka bumi ini. Gereja bukan hanya sekedar kumpulan dari orang-orang (ekklesia: Kisah Rasul 19:32,39,40) (Yakub B. Susabda).
     Baik organisasi bisnis maupun organisasi non bisnis seperti gereja, sama-sama ada untuk suatu tujuan. Perbedaannya: Organisasi bisnis ada untuk tujuan orang-orang yang ada di dalamnya. Gereja ada untuk menjadi teman sekerja Allah dalam mengerjakan misi Allah di muka bumi ini. Jadi pada hakekat gereja sama dengan organisasi lainnya, yaitu : ikut kontribusi dalam pengembangan dan pembangunan masyarakat. Gereja hadir untuk ikut memberi kontribusi dalam pengembangan dan pembangunan masyarakat, atau bahasa teologis disebut untuk menghadirkan damai sejahtra Allah (bnd. Yesaya 65:17-25). Gereja sama dengan organisasi lainya punya tujuan. Tujuan gereja adalah menjadi teman-teman sekerja Allah dalam dalam mengerjakan misi-Nya, untuk menghadirkan damai sejahtra Allah di muka bumi ini.

Manajemen Gereja
     Menurut George R. Terry dan Leslie W.Rue, Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja. Di dalamnya ada unsur membimbing atau mengarahkan ke pada tujuan organisasi. Orang-orang yang ada di dalam organisasi perlu didorong dan diarahkan ke tujuan organisasi.
     Untuk maksud tersebut di atas, perlu memperhatikan pendapat Michael Armstrong. Menurut Amstrong, manajeman sumberdaya manusia (SDM) adalah suatu pendekatan terhadap manajemen manusia. Empat prinsip dasar manajeman SDM: Pertama, sumberdaya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki oleh suatu organisasi, sedangkan manajeman yang efektif adalah kunci bagi keberhasilan organisasi tersebut. Kedua, keberhasilan dicapai jika peraturan atau kebijaksanaan dan prosedur yang bertalian dengan manusia dari organisasi tersebut saling berhubungan, dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan organisasi dan perencanaan strategis. Ketiga, kultur dan nilai organisasi, suasana organisasi dan perilaku manajerial yang berasal dari kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil pencapaian yang baik. Keempat, manajeman SDM berhubungan dengan integrasi: menjadikan semua anggota organisasi tersebut terlibat dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
     Armstrong sangat memperhatikan manusia di dalam organisasi. Menurut Armstrong manusia adalah harta; Manajemen yang efektif adalah kunci keberhasilan. Persoalannya menurut McConkey, umumnya kita enggan menekankan perlunya efektifitas manajerial dalam sektor non bisnis. Keefektifan seolah-olah hanya perlu bagi para manajer sektor sewasta yang bertugas merampas rupiah yang maha kuasa. Bahkan tujuan kebanyakan organisasi non-bisnis dianggap sedemikian luhur dan mulia, sehingga merusak citra jika kegiatan organisasinya yang menekankan efektivitas. Ini terlihat dengan diterimanya, diangkat atau dipromosikannya tenaga-tenaga yang tidak mengenyam pendidikan manajemen untuk jabatan-jabatan yang bertugas menata sumberdaya fisik, modal dan manusia. McConkey, mengatakan tidak ada alasan bahwa manajemen organisasi non bisnis harus tidak efektif. Badan-badan sosial kini harus mendemonstrasikan bukti kalau ingin memperoleh dana. Pertanyaan yang mengusik kebanyakan manajer, administrator, dan eksekutif personalia organisasi non-bisnis bukanlah apakah mereka harus menjadi lebih efektif, tetapi bagaimana perbaikan dapat dilaksanakan – cara, metode, atau alat-alat apakah yang tersedia bagi mereka. Sebab seperti semua organisasi lainnya, organisasi non-bisnis juga mempunyai sasaraan yang harus dicapai, yaitu memberikan hasil atau menyajikan pelayanan yang bermutu tinggi dan konsisten dengan dana yang tersedia. Mereka hendaknya memberikan pelayanan yang memadai demi eksistensi orang-orang yang bergantung kepada mereka. Karena itu para manajer organisasi non-bisnis tidak berhak memboroskan harta yang ada, apa lagi menyalahgunakan wewenang kepengurusan mereka. Para menejer inipun bertanggungjawab mencapai hasil. 
      John B. Pasaribu mengatakan, mulai dari awal penentuan visi dan misi organisasi, implementasinya dalam tatanan rencana kerja, kegiatan operasional, pengawasan, penyempurnaan dan penyusunan rencana kerja berlaku juga dalam organisasi kristiani. Hanya saja dalam mengelola organisasi kristiani, diperlukan beberapa rumusan sistem manajemen kristiani agar pelaksanaan dan operasional tersebut berjalan dengan baik, lancar dan berhasil. Idealnya, organisasi kristiani pastilah berhasil tanpa harus melalui masa konflik.
      Gereja termasuk dalam organisasi non bisnis. Di dalam gereja, manusia adalah harta yang paling utama. Sebab di dalam gereja yang melayani adalah manusia, dan yang dilayani adalah manusia. Anggotanya terdiri dari  orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Tetapi sebagai organisasi, maka tidak ada alasan bagi gereja untuk tidak efektif. Dalam gereja juga perlu efektifitas manajerial. Sebagai organisasi, gereja membutuhkan manajemen, yaitu suatu proses atau kerangka kerja. Di dalam proses atau kerangka kerja tersebut, gereja perlu membimbing atau mengarahkan anggotanya  ke arah tujuan gereja, untuk menjadi teman sekerja Allah dalam mengerjakan misi Allah di muka bumi ini. Anggota gereja yang terdiri dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan itu, perlu dibimbing atau diarahkan ke tujuan gereja. Sebab gereja harus memberikan hasil atau menyajikan pelayanan yang berkualitas dan konsisten dengan dana yang tersedia. Dengan demikian diharapkan konflik dapat dihindari atau minimal dapat diperkecil, sehingga damai sejahtra Allah terwujud di mana gereja itu hadir dan melayani. Jika penatalayanan gereja lemah, maka gereja berpotensi terjadi konflik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar