Selasa, 28 September 2010

PEMIMPIN GEREJA

Oleh J.K.Iroth                                                      
Jenis-jenis pemimpin menurut Michael Amstrong:
1 Berwibawa/tidak berwibawa – Pemimpin yang berwibawa tergantung kepada pancaran sinar, kepribadian, dan kualitasnya yang dapat memberikan inspirasi. Sifat ini merupakan sifat alami, meskipun pengalaman mungkin telah mengajarinya bagaimana cara menampakkan dirinya sendiri. Pemimpin tidak berwibawa hanya berpegang kepada ilmu pengetahuannya, kemampuannya untuk memberikan kesan agak meyakinkan, dan pendekatan analitisnya yang tenang dalam menghadapi masalah.
2 Otokrasi/demokrasi – Pemimpin yang otokrasi memaksakan keputusannya dan mengelilingi dirinya sendiri dengan orang-orang yang patuh. Dia menggunakan jabatannya untuk memaksa orang untuk melakukan apa yang disuruhnya. Pemimpin yang demokratis mendorong orang untuk berperan serta dan melibatkan diri mereka dalam pengambilan keputusan. Dia akan mengeluarkan wewenangnya agar segala sesuatu dapat dikerjakan, tetapi akan lebih banyak berpegang kepada ilmunya dan kemampuannya untuk membujuk, bukan menggunakan kekuasaan.
3 Berpandangan/orang yang mampu atau pengendali/penegak. Dr. John Nicholls mengenali pemimpin berpandangan/orang yang mampu sebagai pemimpin yang sesungguhnya, memberikan inspirasi kepada orang-orang melalui pandangannya megenai masa datang dan menggunakan ‘perhatian yang lemah’ untuk mendorong orang berperan serta dan untuk mendapatkan keterikatan. Sebaliknya, pengendali/penggerak adalah seorang administrator yang sangat memperhatikan berfungsinya sistem internal dan memperlakukan bawahannya dengan cara ‘memandang rendah secara tersamar’.
      Sebagian besar pemimpin menggabungkan sesuatu dari pendekatan ini dalam pelaksanaan suatu tugas. Campuran ini akan tergantung kepada pemimpin itu sendiri dan juga keadaan tempat dia bekerja. Jadi kapan akan menggunakan jenis pemimpin yang mana, tergantung situasi yang sedang dihadapi. Menurut McConkey: ”seorang manajer (pemimpin) adalah sama, apapun organisasinya.” Itu berarti, baik organisasi bisnis maupun non bisnis termasuk gereja, pemimpin harus tahu situasi apa yang dihadapinya. Terry dan Rue mengatakan ”Seorang manajer harus memutuskan tujuan-tujuan yang hendak dikerjakan.” Jadi seorang pemimpin harus dapat memilih apa yang harus diputuskan, dari pilihan-pilihan yang ada. E.A.Sturgis Hiller, Jr mengatakan, prinsip utama manajemen yang baik, dalam bentuknya yang paling sederhana, dapat dinyatakan sebagai berikut: “berbuatlah kepada orang lain sebagaimana anda mengharapkan mereka berbuat kepada anda.” Kalau berbuat kepada orang lain sebagaimana kita mengharapkan mereka berbuat kepada kita, maka sudah pasti kita akan memperlakukan orang lain dengan baik, sebab kita juga mengharapkan orang lain memperlakukan kita dengan baik. Yesus pun mengajarkan hal yang sama  (bdk. Matius 7:12).
      Ke mana saja kisah-kisah disampaikan, harus didengar dengan saksama. Seorang pendengar yang tekun dan terbuka membantu penyembuhan; seorang pendengar yang cepat menghakimi atau menasihati berarti menutup penyembuhan. Penyembuh pada akhirnya harus membawa kita mengatasi kisah kita sendiri (Kreider dan Goossen).
      Pemimpin gereja menurut Robert P. Borrong: Sebagai pemimpin rohani seharusnya yang ditonjolkan adalah pelayanan, yaitu kesediaan sebagai gembala (Yohanes 21:15-19; I Petrus 5:1-11). Tidak menekankan kekuasaan melainkan pelayanan penggembalaan. Senanda dengan Borong, Yakub Susabda mengatakan: Pemimpin-pemimpin gereja tidak boleh bertindak seperti Allah atas umatnya, karena mereka hanya boleh menjadi contoh untuk kawanan domba itu (I Petrus 5:3-f). Bahkan rasul-rasulpun tidak punya kuasa atas iman jemaat, karena tugas mereka justru sebagai penolong dan pelayan (II Korintus 1:24). Hanya Kristus-lah Kepala gereja (Efesus 5:23; Kol. 1:18, dst). Michael Griffiths (1993, p.173) mengatakan: Perjanjian Baru mengajarkan agar gaya kepemimpinan Kristen berbeda dari model-model kepemimpinan sekular dan religius yang otoriter (Matius 20:25-26; 23:8-11; I Petrus 5:3).
      Pemimpin adalah sama, apapun organisasinya. Kapan akan menggunakan model pemimpin yang mana atau menggabungkan model pemimpin, tergantung situasi yang sedang dihadapi. Tetapi pemimpin gereja, gaya kepemimpinannya berbeda dari model-model kepemimpinan sekular.  Pemimpin-pemimpin gereja tidak boleh bertindak otoriter atau bertindak seperti Allah atas umatnya. Sebagai pemimpin rohani, yang harus ditonjolkan adalah pelayanan, yaitu kesediaan sebagai gembala, memberikan teladan dalam berprilaku untuk kawanan domba. Memperlakukan orang lain seperti kita inginkan mereka lakukan kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar